RSS

Reality in Real Life

If people told you that:

1. They will pray for you
    then you know that they are lying

2. They will do anything for you
    then you know they will break the promises

3. They will love you, no matter what
    then you know that those are just words

4. They will always be there for you and support you
    then you know that they won't be by your side

5. They will wipe your tears
     then you know that they will laugh at you

6. You are beautiful
    then you know that they don't have any intention to say so

7. You are worthy enough
    then you know that it's just an excuse because they are the one who said
    you're not worthy enough for them

Because what people told you in front of you are not the same as what they told other people behind your back.

They can praise you, love you, adore you, smile at you, said everything nice when you're around but change instantly when you're gone. The euphoria you feel when they said so is just a fake.

So don't trust anyone 100% because when you know they can't be trusted, you will feel betrayed and feel endless disappointment.

The same person who praises you can be the same person who drops you down. There is no one who truly loves you, unless God.

Waktu

Senja itu indah. Mentari memancarkan cahaya kemerahan selagi menuju peraduan, menghiasi langit dan awan yang kala itu mulai muram.

Aku termenung menikmati detik demi detik waktu melaju, menikmati semilir angin nan hangat sore itu.

Di sela waktu, imajinasi ini terbang tinggi melintasi dunia tanpa batas. Di jalannya waktu, hati ini terjerat dalam tanya dan jawab. Di persimpangan waktu, setiap upaya dan hasrat melebur menjadi satu. Dalam untaian waktu, masa yang belum terungkap akan tercipta dari yang rasa dan kenangan di saat lampau.

Dentang waktu kini membuatku tersadar dari lamunanku.. Sedari tadi, aku tidak terusik hingga akhirnya waktu berbisik agar aku kembali berjalan. Namun kini, waktu tak lagi berjalan. Aku tertinggal oleh larinya. Kini ia berteriak agar aku mengejarnya.

Dalam setiap putarannya, ia semakin jauh melangkah, konstan dan teratur, meninggalkan setiap orang yang tak mampu mengikutinya. Ia tidak berhenti, maka aku tak akan mampu berharap untuk menyusulnya ketika tertinggal jauh. Ia juga tidak akan pernah kembali, maka aku tak akan mampu mengharapnya menengok aku yang tergopoh-gopoh berusaha menggapainya.

Seakan baru saja mentari menyapaku undur diri, kini waktu telah mengubahnya muncul dalam balutan cahaya yang terang benderang. Lalu dimanakah aku? Apakah aku tetap terpaku di tempat yang sama dan imaji yang sama?

Teman di Persimpangan Pencarian

Terhenyak sesaat dari lamunan yang entah sejak kapan kumulai. Sedetik sebelumnya, pikiranku asyik berputar-putar ke sana ke mari. Mencari setiap sudut dan rongga yang bisa dimasuki. Ah, sedetik kemudian aku lupa, semua yang sedari tadi mengganggu pikiranku hilang seketika. Dering dari Smartphoneku yang berbunyi tanpa diminta itu membuyarkan semuanya. Segera setelahnya mukaku menjadi pucat pasi dan hatiku menjadi tak karuan.

Pesan yang baru saja masuk ke smartphoneku bukan pesan biasa. Pesan amarah, tanda puncak dari suatu pergumulan yang lama terpendam. Lama ku terdiam membaca pesan penuh rasa sakit itu. Bukan tidak jantan, mencurahkan semua melalui pesan elektronik tapi aku tau ia terlalu sakit hati untuk langsung mengatakannya. Makian mungkin akan terlontar melalui kata yang terucap namun tulisan akan mampu memilahnya.

Aku menarik nafas panjang. Kemudian kembali menarik nafas. Baru kali ini, ia semarah ini padaku dan aku sedang sangat lelah. Aku tak ingin menanggapi dengan kelelahan ini. Kupejamkan mata sejenak.

Ucap Bibir

Aku menggigit bibirku, terdiam sejenak..
Kemudian kembali menggigit bibirku..

Ku tatapi laporan di depanku..
Harap cemas melihat setiap angka yang ada di dalamnya..

Menarik nafas panjang dan menghela nafas..
Sudah menjadi kebiasaanku
Kebiasaan buruk memang, tapi.......
Ah, tapi...... Itu membuatku lebih tenang

Aku mulai membuka mulut berusaha bicara
Sedetik berlalu, kukatupkan kembali
Rasanya tak sanggup berkata-kata

Tawa

           Kian tergelak,  tertawa terbahak - bahak hampir terjungkal ke belakang dari tempat duduknya. Aku hanya bisa ikut tertawa memandangi wajahnya yang tertawa bahagia tanpa beban.  Betapa aku menyayanginya. 

      Aku takkan punya kekuatan dan semangat tanpa melihat senyumnya, tawanya, wajahnya yang penuh cahaya kebahagian. Tak jarang aku menangis dan segera berhenti ketika mendengar Kian tertawa. Suara tawanya membawa damai di hatiku.  Betapa aku mencintainya.  Malaikatku.  Sumber kebahagiaanku.


*************

Tak Lagi Sanggup by Charles

It Is You (New Version) by D Mechanic Featuring Louis