RSS

Diam

Hmmm.... Seorang bijak mengatakan bahwa diam adalah emas (silence is gold).... Setelah gue pertimbangkan dengan seksama (ciela), emang untuk berdiam itu suuuuusssssssaaaaaaahhhhhh banget.... Perlu usaha yang keras.....

Minggu-Minggu Penuh Kekhawatiran

Beberapa minggu ini, hidup gue dipenuhi oleh seribu satu kekhawatiran dan ketakutan. Kalo orang bilang bahwa diri sendiri adalah musuh terbesar dalam mencapai kesuksesan dan kebahagiaan maka gue pengen meneguhkan, itu tepat sekali. Setiap waktu, gue habiskan untuk berpikir dan merasakan ketakutan dan kekhawatiran yang bagi banyak orang (dan mungkin emang sebenernya) ga beralasan.

Waktu yang berjalan cepet banget ini seakan-akan ga mau kompromi. Tugas masih menumpuk tapi saat presentasi semakin dekat. Gue panik, gue takut, gue khawatir apa yang gue kerjakan ini ga sesuai sama yang diharapkan oleh manajer atau mentor, atau pihak lainnya. Gue takut ga bisa menjawab pertanyaan saat presentasi, gue takut apa yang gue lakukan belum maksimal. Gue takut kalo improvement yang gue buat itu ga bagus (sayangnya setelah gue renungin memang ga bagus siy... hiks... hiks....). Padahal segala sesuatu yang baik itu berasal dari Tuhan n kalo gue anak Tuhan, berarti semua hal di dalam hidup gue yang adalah rancangan dan campur tangan Tuhan maka semuanya pasti baik. Selain itu, kekhawatiran gue ga cuman soal pekerjaan, ada juga hal lain yang mengganggu pikiran gue. Arrrrgggghhhh.....

Ga bisa, gue berteriak, gue ga bisa ga khawatir, gue ga bisa ga takut. Di dalam setiap langkah yang gue ambil, gue selalu merasa tidak aman dan nyaman.... hiks... hiks... hiks... Atau bahkan gue merasa ga pengen melangkah karena sebelum melangkah aja udah memikirkan hal-hal yang mengerikan...

Gue merasa setiap orang akan bosen untuk dengerin cerita gue yang pastinya itu-itu aja... Jangankan orang lain, gue aja bosen. Setiap hari gue berpikir dan berpikir, gue harus menghubungi seseorang untuk bercerita dan berkeluh kesah, tapi setelah gue pikir-pikir (bahkan kalo bisa gue bikin list temen-temen gue) gue ga menemukan orang yang tepat. Mereka udah terlalu sering mendengarkan kisah yang sama, mereka akan bosen, mereka ga akan peduli lagi.

Maka gue memilih untuk bungkam. Tapi ada kalanya gue ga tahan dengan pikiran gue yang ngalor-ngidul ga jelas mikirin hal-hal yang seharusnya ga terlalu jadi masalah. Sebenernya berdasarkan pengalaman yang udah terjadi, pada akhirnya gue pasti cerita cuman tetep ga membantu. Yang ada gue merasa menyesal karena dah cerita. Gue ga merasa lebih lega, merasa lebih sulit bernafas iya.

Percakapan Penuh Keluh Kesah

Suatu malam setelah persekutuan doa bersama di mana kami saling mendoakan, kami berkumpul sebelum pulang untuk makan dan ngobrol-ngobrol. Akhirnya gue menceritakannya, walopun gue lupa pembicaraan apa yang memicu gue untuk menceritakan ketakutan dan kekhawatiran gue.

Setelah gue berceloteh panjang lebar dengan penuh ekspresi, huh, seorang teman bijak mengatakan demikian:
"Ya ampun, Mehta. Kalo kamu begitu terus, kamu akan pernah bisa menikmati hidup, menikmati hari ini. Coba kamu pikir lagi, ngapain kamu khawatir kayak gitu, khan belum tentu terjadi. Waktu yang ada hari ini habis kamu gunakan untuk memikirkan kekhawatiran di hari esok yang belum tentu terjadi."
Bener siy apa yang dibilangin sama teman yang bijak ini, tapi kalo orang lagi kalut, mana mau siy dikasih jawaban. Yang ada tuh pengennya dikasih semangat... hiks... Seorang teman bijak yang lainnya mengatakan demikian...
"Mehta, mungkin lo terlalu banyak ngomong.... Terlalu banyak berpikir.... Sekali-kali lo harus coba untuk diem..."
Paaarrrr!!!! Pas teman bijak yang satu ini ngomong begitu, rasanya seperti ditampar... Apa yang dia bilang bener siy, tapi sekali lagi kalo orang lagi kalut dan panik, yang pengen diperoleh itu semangat bukan jawaban. Alhasil dari pernyataannya, yang gue tangkap maksudnya adalah gue terlalu cerewet n bawel... hiks... hiks... hiks...


NATO: No Action Think Only, No Action Talk Only...

Diam... Itu adalah aktivitas yang sebenernya sangat gue butuhkan saat ini. Tapi masalahnya adalah gue ga tau caranya dan bentuknya seperti apa. Butuh waktu beberapa lama agar gue tahu maksud diam yang disampaikan oleh temen gue yang bijak tersebut. Karena selama ini, gue terlalu sibuk.

Sayangnya gue sibuk dengan aktivitas yang sebenernya ga terlalu berguna dan bermanfaat. Gue sibuk berpikir hal-hal yang seharusnya ga gue pikirin dan akhirnya jadinya NATO: No Action Think Only... Gue membuat diri gue sendiri stress karena terlalu berlebihan dalam berpikir. Apa yang gue alami menjadi masalah gue, apa yang orang lain lakukan juga adalah masalah gue, apa yang mungkin akan terjadi juga adalah masalah gue. Jadi semua hal adalah masalah gue. Wkwkwk... bener-bener gue bodoh banget deh.

Karena terlalu sibuk dengan pikiran yang memusingkan, akhirnya gue cuman bisa berceloteh panjang lebar. Krasak-krusuk ke sana ke mari hingga bikin orang lain jengkel krn bosen dengerin celotehan gue. (Wkwkwkwk... Bagi temen-temen yang mengasihi gue, sabar ya... Maafkan saya yang sangat bawel ini...^^). Akhirnya gue menjadi NATO yang kedua No Action Talk Only...

Kesibukan gue dengan pikiran dan perkataan gue, membuat gue ga bisa bernafas. Kayaknya baru aja gue mau memejamkan mata dan menikmati santainya tubuh ketika berbaring di tempat tidur, tapi tiba-tiba dah pagi dan harus beraktivitas lagi. Bahkan selama tidur pun kayaknya gue berpikir terus sampai rasanya gue tuh ga tidur sebenernya. Ckckckckck.... Kekhawatiran gue mungkin dah mencapai stadium 4 kali ya, mpe ngobatinnya aja susah....

Minggu-minggu terakhir ini, kekhawatiran gue memuncak. Gue semakin merasa dan menilai diri gue sendiri ga kompeten. Gue menilai diri gue bodoh. Gue menilai diri gue ga bisa apa-apa. Gue menilai diri gue itu ga berharga (pantas untuk diperlakukan buruk oleh orang lain). Banyak hal negatif yang gue katakan untuk diri gue sendiri.

Secara singkat, inti dari apa yang gue rasakan adalah gue tidak menyayangi diri gue sendiri. Perasaan itu udah lama gue alami dan sadari. Kadang gue bisa menerima diri gue, bangga akan diri gue, tapi ada satu kondisi di mana gue merasa diri gue hinaaaaa banget... Ketika gue merasa demikian, gue akan cenderung untuk mencari pelarian dengan berbagai macam hal, misalnya dengerin lagu, main games, jalan ma temen-temen. Setiap kali ada waktu untuk santai, pokoknya akan gue manfaatin untuk banyak pelarian. Tapi sayangnya, pelarian itu tidak menyelesaikan masalah karena ketika gue lari, masalah yang mengejar akan semakin banyak dan besar dan membuat gue semakin terhimpit dalam perasaan benci ke diri gue sendiri.

Mengambil Bagian Yang Terbaik...

Suatu hari, sambil terus merenungkan maksud diam yang diungkapkan oleh teman yang bijak tersebut, gue tersadar bahwa yang dapat menolong gue keluar dari rasa kekhawatiran dan rasa rendah diri yang berlebihan ini hanyalah Tuhan. Maka gue memohon kepada-Nya untuk membiarkan gue menangis dan berduka atas apa yang udah gue lakuka, memohon Dia untuk memeluk gue dan mengulurkan tangannya. Secara perlahan Dia memulihkan gue. Kemarin dan tadi pagi gue mendapatkan renungan yang bener-bener menguatkan gue...^^

Renungan Pertama (dari seorang koko sepupu yang bijak^^)
Ada dua orang pelancong asal Swiss yang melakukan pendakian di sebuah gunung. Saat pulang, mereka terpaksa menumpang sebuah mobil rombeng. Jalannya tersendat-sendat karena mesin tuanya.

Sepanjang jalan, pelancong pertama sibuk mencemaskan kondisi mobil. Ia tercekat pada kekuatiran kalau mobil itu mogok di tengah jalan. Ia kuatir kalau bensinnya habis dan tidak ada pom bensin di sana.

Sementara, pelancong kedua tampak santai-santai saja. Ia begitu menikmati pemandangan indah bukit-bukit di negeri cokelat itu. Bukit-bukit yang pucuknya dihiasi salju putih. Beberapa kali ia mengabadikan keindahan itu dengan kamera pocketnya.

Setelah satu jam berlalu, akhirnya mobil uzur itu pun tiba di kota yang dituju. “Kok kamu sempat-sempatnya ambil gambar pemandangan itu? Apa kamu tidak cemas?,” tanya pelancong pertama.

“Apa yang perlu dicemaskan. Seandainya ada masalah, pasti ada jalan keluarnya. Aku suka dengan perjalanan tadi. Bukankah pemandangannya indah sekali?” kata pelancong kedua.

Kisah tadi menolong kita untuk memahami bagaimana seringkali kekuatiran membuat kita kehilangan banyak hal yang berharga. Lebih buruknya lagi, seringkali kekuatiran itu tidak terbukti separah yang kita kuatirkan atau malah tidak terbukti sama sekali.

“Kekuatiran tidak akan menambah sejengkal pun panjang usia kita.” Banyak orang hidup dalam kekuatiran dan cemas mengenai apa yang belum terjadi. Orang sering takut dan tidak tahu apa yang ia takuti. Akhirnya, orang yang seperti ini tidak akan menikmati kehidupan. Kebahagiaan hidup hanya menjadi milik orang-orang yang mampu menikmatinya dengan penuh syukur.

JAM KEHIDUPAN hanya sekali berputar.
Ada menit yg harus dilalui dengan MANIS, ada pula menit yang harus dilalui dengan PAHIT.

Jalanilah setiap DETIK dengan IMAN dan KASIH kepada "TUHAN" agar kita menjadi lebih BIJAKSANA dalam menjalani kehidupan ini.

Hidup ini INDAH bila kau tau jalan mana yg BENAR.

Have a blessed day (•ˆ⌣ˆ‎​​​​•)ԅ(ˆ⌣ˆԅ )


Renungan Kedua (dari tanteku yang bijak)
HANYA ADA 3 HARI DLM HIDUP INI....!!"

Yang Pertama :

HARI KEMARIN...
Kamu tak bisa mengubah apa pun yg telah terjadi...
Kamu tak bisa menarik perkataan yg telah terucapkan....
Kamu tak mungkin lagi menghapus kesalahan..;
dan mengulangi kegembiraan yg kamu rasakan kemarin...
Biarkan hari kemarin lewat;
LEPASKAN saja....

Yang kedua :
HARI ESOK...
Hingga mentari terbit esok hari,
Kamu tak tahu apa yg akan terjadi...
Kamu belum bisa melakukan apa-apa utk esok hari...
Kamu tak mungkin tau.., sedih atau ceria di esok hari...
Karena Esok hari belum tiba;
BIARKAN saja...

Yang tersisa kini hanyalah :
HARI INI...
Pintu masa lalu telah tertutup...
Pintu masa depan pun belum tiba...
Pusatkan saja diri kamu untuk hari ini...
Kamu dapat mengerjakan lebih banyak hal untuk hari ini...,
Bila kamu mampu melupakan hari kemarin...
Dan melepaskan ketakutan akan esok hari...

Hiduplah HARI INI...
Karena, masa lalu.. dan masa depan.. hanyalah permainan pikiran yang rumit....

Hiduplah apa adanya...
Karena yg ada hanyalah hari ini...
Perlakukan setiap orang dgn kebaikan hati..,
Meski mereka berlaku buruk pada kamu...

sayangilah seseorang sepenuh hati hari ini.., karena mungkin besok cerita sudah berganti....

Ingatlah bahwa kamu menunjukkan penghargaan pd orang lain... bukan karena siapa mereka..., tetapi karena siapakah diri kamu sendiri....

Jadi, jangan biarkan masa lalu mengekangmu...
Atau masa depan membuatmu bingung....

Apapun jg yg km perbuat.., perbuatlah dgn segenap hatimu... Sepenuh jiwa ragamu..

Berterima kasihlah pada orang yg telah melukai hatimu, karena dia telah membuat hatimu kuat.

Berterima kasilah pada orang yg telah membohongimu, karena dia membuat hidupmu makin bijaksana.

Berterima kasihlah pada orang yg telah membencimu, karena dia yang mengasah ketegaranmu.

Dan berterima kasilah pada orang yang telah menyayangimu, karena itulah ANUGERAH TERINDAH dalam hidupmu.

Selamat Hari Tuhan, mari kita ke Gereja untuk berdoa.

Setelah mendapatkan renungan tersebut dan gue menjadi lebih kuat, gue ingat Yesus pernah mengatakan hal yang sama kepada Marta ketika Marta mengeluhkan sikap Maria yang hanya duduk mendengarkan Tuhan berbicara dan tidak membantunya menjamu Yesus. Maka pada saat yang sama sekarang Yesus sedang berbicara kepadaku:
"Mehta, Mehta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, tetapi hanya satu saja yang perlu: pelayan Tuhan telah memilih dan mengambil bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya."
Wow, gue kembali diingatkan bahwa memberikan kesempatan kepada Tuhan untuk berbicara itu penting, bahwa tanpa Tuhan, gue ga akan mampu melakukan segalanya bahkan hal yang mudah sekalipun. Tanpa berdiam dan menerima pertolongan Tuhan, gue akan menganggap setiap apapun yang gue kerjakan dalam hidup gue adalah beban dan sekedar kesibukan. Ketika mempersembahkan yang terbaik untuk Tuhan adalah sekedar kesibukan dan kewajiban, maka hidup akan diselimuti oleh banyak perkara yang menyusahkan diri sendiri dan membuat diri sendiri kehilangan sukacita.

Voila, maka yang perlu gue lakukan sekarang hanyalah duduk tenang, memejamkan mata,  menarik nafas dalam-dalam, berdiam dan memberikan waktu kepada Tuhan untuk berbicara. Berdiam dan tenang agar Tuhan bisa memberikan penguatan.^^

Salah satu sukacita gue yang hilang adalah sukacita untuk menikmati hari yang sedang gue jalani, namun syukur kepada Tuhan karena pertolongan-Nya tidak pernah datang terlambat. Thanks God, You always loves me and walks with me.^^